AmazingTomohon.com
Not everyone can see what you see
Edisi 16 Juli 2016 – Pembacaan Ayat Alkitab: Kis. 21:1-17
21:1 Sesudah berpisah dengan mereka, kami bertolak dan langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan dari situ kami ke Patara.
21:2 Di Patara kami mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia. Kami naik kapal itu, lalu bertolak.
21:3 Kemudian tampak Siprus di sebelah kiri, tetapi kami melewatinya dan menuju ke Siria. Akhirnya tibalah kami di Tirus, sebab muatan kapal harus dibongkar di kota itu.
21:4 Kami mengunjungi murid-murid dan tinggal di situ selama tujuh hari. Karena bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem.
21:5 Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan istri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa.
21:6 Sesudah minta diri kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah.
21:7 Dari Tirus kami tiba di Ptolemais dan di situ berakhirlah pelayaran kami. Kami memberi salam kepada saudara-saudara seiman dan tinggal satu hari di antara mereka.
21:8 Keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu salah satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya.
21:9 Filipus mempunyai empat anak gadis yang beroleh karunia untuk bernubuat.
21:10 Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus.
21:11 Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata, “Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah pemilik ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.”
21:12 Mendengar itu kami bersama-sama dengan orang-orang di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem.
21:13 Tetapi Paulus menjawab, “Mengapa kamu menangis, sehingga membuat hatiku hancur? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem demi nama Tuhan Yesus.”
21:14 Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata, “Jadilah kehendak Tuhan!”
21:15 Sesudah tinggal beberapa hari di Kaisarea, berkemaslah kami, lalu berangkat ke Yerusalem.
21:16 Bersama-sama dengan kami turut juga beberapa murid dari Kaisarea. Mereka membawa kami ke rumah seorang yang bernama Manason. Ia dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Kami akan menumpang di rumahnya.
21:17 Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara seiman menyambut kami dengan senang hati.
Jadilah Kehendak Tuhan
Doa baca: “Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata, ‘Jadilah kehendak Tuhan!’” (Kis. 21:14)
Perkara Paulus pergi ke Yerusalem adalah kehendak Tuhan. Ketika dia di Efesus, dia mendapat wahyu, sehingga rohnya sangat jelas bahwa telah ditetapkan, dia harus ke Yerusalem dan ke Roma. Ketika di Miletus, dia pernah memanggil penatua-penatua di gereja di Efesus untuk berbincang-bincang, dia juga mempersekutukan perkara dia hendak ke Yerusalem ini kepada mereka. Paulus mengetahui bahwa di dalam rohnya tidak ada kebebasan, tidak ada pilihan, hanya tahu bahwa kehendak Tuhan menginginkan dia untuk pergi ke Yerusalem, tetapi dia masih belum tahu apa yang akan terjadi atas dirinya di sana (20:22).
Roh Kudus bersaksi kepadanya di banyak aspek bahwa belenggu dan sengsara menunggu dia. Ketika Paulus di Tirus, para murid di sana memberitahu dia supaya ia jangan pergi ke Yerusalem (21:4). Karena gerakan Roh Kudus, para murid melihat apa yang akan terjadi pada Paulus, karena itu terus meminta Paulus supaya jangan pergi ke Yerusalem. Di Kaisarea, ketika dia tinggal di rumah Filipus, Roh Kudus melalui nabi Agabus juga bersaksi bahwa sengsara dan belenggu menunggu dia di depan, karena itu semua orang mendorong dia untuk jangan pergi ke Yerusalem (ayat 8-14). Namun, karena Paulus di dalam rohnya telah jelas tentang kehendak Allah, maka ia tetap teguh untuk pergi, tidak mau menerima nasihat mereka. Pada saat itu para murid hanya berkata, “Jadilah kehendak Tuhan!” Di sini kita melihat bahwa Paulus jelas akan kehendak Tuhan, karena itu sangat teguh; sedangkan para murid jelas bahwa di depan Paulus ada sengsara, tetapi mereka tidak jelas akan kehendak Tuhan, karena itu berkata, “Jadilah kehendak Tuhan!” (Ringkasan Alkitab, bab 44)
Ayat Hafalan: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.” (Rm. 3:23)
Jadwal Pembacaan Perjanjian Lama: Est. 1—2